Waduh..... akhirnya bulan puasa yang ditunggu2 ini tiba juga. Banyak yang menunggu bulan puasa ini karena berbagai macam alasan.
Karena setelah bulan puasa adalah lebaran dimana kita semua bisa berkumpul dengan sanak famili
Karena nanti kita bisa pulang kampung untuk merayakan lebaran di rumah bersama dengan sanak famili, atau mungkin memperkenalkan calon istri/suami kepada orang tua
Karena bulan ramadhan ini adalah bulan yang pernuh dengan berkah dan rahmah dari Allah SWT.
Nah sekarang kita termasuk pada golongan yang mana?
Kalau aku pribadi lebih suka menjadi golongan yang ketiga2 nya. Terus terang aja. Sudah 2 kali lebaran ini aku gak pernah pulang kampung. Selalu tinggal sendirian di Jakarta. Gak ada sodara, yah cuman teman2 kenalan di Jakarta. Wajar dong kalo pengin banget aku pulang kampung dan ikut merasakan bagaimana rasanya pulang kampung rame2 demgan pemudik yang lain.
"Tuan2 terhormat yang menguasai Jakarta. Jangan salahkan kami para pemudik yang telah bikin macet Jakarta tiap hari. Tapi lihat Jakarta tanpa kami. "
Anyway, puasa kali ini dimulai dengan sangat manis (menurutku). Yang pertama makan sahur hanya dengan roti tawar yang dikasih susu coklat tanpa topping. Yang kedua, ada teman yang datang dari Surabaya untuk interview di Jakarta. Yang ketiga adalah buka puasa pertama kami. Ini yang paling seru.
Tidak ada rasa paling nikmat di dunia kecuali rasa berbuka bagi orang yang sedang berpuasa. Ga percaya? Coba aja..!! Lagi pula, salah satu waktu untuk berdoa yang paling manjur adalah pada saat menjelang berbuka. Maksudnya pada saat sebelum kita membatalkan puasa kita. Berarti pas Maghrib dong. Betul sekali. Aku pernah membuktikan kok.
So, teman2 sesaat sebelum berbuka, berdoalah, mintalah apa yang ingin kau dapatkan, sampaikan semua uneg2mu kepada Yang Maha Kuasa, mumpung kita sedang berada dalam naungan bulan Suci Ramadhan ini.
This blog is about me, about my thoughts, my opinions, my feelings, my photos :-), my friends, and so on. You are all wellcome to comment to my blog.
Monday, September 25, 2006
Wednesday, September 13, 2006
Sebuah Renungan
Ini aku dapat dari teman baik (teman waktu ambil Exam Windows 70-290
Semoga bermanfaat bagi teman2 yang lain
==========================================================================
Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, Masing-masing bergantung
pada kedua ujung sebuah pikulan,
Yang dibawa menyilang pada bahunya.
Satu dari tempayan itu retak,
Sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak.
Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat
Membawa air penuh setelah perjalanan panjang
Dari mata air ke rumah majikannya, Tempayan itu
hanya dapat Membawa air setengah penuh.
Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari.
Si tukang air hanya dapat membawa
Satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang tidak retak
Merasa bangga akan prestasinya,
Karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna.
Namun si tempayan retak yang malang itu
Merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya
Dan merasa sedih sebab ia hanya dapat
Memberikan setengah dari porsi yang seharusnya
Dapat diberikannnya.
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini,
Tempayan retak itu berkata kepada si tukang air,
"Saya sunggh malu pada diri saya sendiri,
dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air,
"Kenapa kamu merasa malu?"
"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini,
membawa setengah porsi air dari yang seharusnya
dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang
saya bawa bocor
sepanjang jalan menuju rumah majikan kita.
Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi."
Kata tempayan itu.
Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak,
Dan dalam belas kasihannya, ia berkata,
"Jika kita kembali ke rumah majikan besok,
aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah
di sepanjang jalan."
Benar, ketika mereka naik ke bukit,
Si tempayan retak memperhatikan
Dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah
Di sepanjang sisi jalan,
Dan itu membuatnya sedikit terhibur.
Namun pada akhir perjalanan,
Ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya
Telah bocor, dan kembali tempayan retak
Itu meminta maaf pada si tukang air atas
kegagalannya.
Si tukang air berkata kepada tempayan itu,
"Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga
di sepanjang jalan si sisimu
tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan
di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu
Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu
Dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga
Di sepanjang jalan di sisimu,
Dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air,
Kamu mengairi benih-benih itu.
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga
Indah itu untuk menghias meja majikan kita.
Tanpa kamu sebagaimana kamu ada,
Majikan kita tak akan dapat menghias
Rumahnya seindah sekarang."
Setiap dari kita memiliki
Cacad dan kekurangan kita sendiri.
Kita semua adalah tempayan retak.
Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan
kekurangan kita
Untuk menghias-Nya.
Di mata Tuhan yang bijaksana,
Tak ada yang terbuang percuma.
Jangan takut akan kekuranganmu.
Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun
Dapat menjadi sarana keindahan Tuhan.
Ketahuilah, di dalam kelemahan kita,
Kita menemukan kekuatan kita.
NB:
Setiap dari kita memiliki
Cacad dan kekurangan kita sendiri.
Kita semua adalah tempayan retak.
Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan
kekurangan kita
Untuk menghias-Nya.
Ketahuilah, di dalam kelemahan kita,
Kita menemukan kekuatan kita.
Semoga bermanfaat bagi teman2 yang lain
==========================================================================
Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, Masing-masing bergantung
pada kedua ujung sebuah pikulan,
Yang dibawa menyilang pada bahunya.
Satu dari tempayan itu retak,
Sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak.
Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat
Membawa air penuh setelah perjalanan panjang
Dari mata air ke rumah majikannya, Tempayan itu
hanya dapat Membawa air setengah penuh.
Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari.
Si tukang air hanya dapat membawa
Satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang tidak retak
Merasa bangga akan prestasinya,
Karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna.
Namun si tempayan retak yang malang itu
Merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya
Dan merasa sedih sebab ia hanya dapat
Memberikan setengah dari porsi yang seharusnya
Dapat diberikannnya.
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini,
Tempayan retak itu berkata kepada si tukang air,
"Saya sunggh malu pada diri saya sendiri,
dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air,
"Kenapa kamu merasa malu?"
"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini,
membawa setengah porsi air dari yang seharusnya
dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang
saya bawa bocor
sepanjang jalan menuju rumah majikan kita.
Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi."
Kata tempayan itu.
Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak,
Dan dalam belas kasihannya, ia berkata,
"Jika kita kembali ke rumah majikan besok,
aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah
di sepanjang jalan."
Benar, ketika mereka naik ke bukit,
Si tempayan retak memperhatikan
Dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah
Di sepanjang sisi jalan,
Dan itu membuatnya sedikit terhibur.
Namun pada akhir perjalanan,
Ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya
Telah bocor, dan kembali tempayan retak
Itu meminta maaf pada si tukang air atas
kegagalannya.
Si tukang air berkata kepada tempayan itu,
"Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga
di sepanjang jalan si sisimu
tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan
di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu
Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu
Dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga
Di sepanjang jalan di sisimu,
Dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air,
Kamu mengairi benih-benih itu.
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga
Indah itu untuk menghias meja majikan kita.
Tanpa kamu sebagaimana kamu ada,
Majikan kita tak akan dapat menghias
Rumahnya seindah sekarang."
Setiap dari kita memiliki
Cacad dan kekurangan kita sendiri.
Kita semua adalah tempayan retak.
Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan
kekurangan kita
Untuk menghias-Nya.
Di mata Tuhan yang bijaksana,
Tak ada yang terbuang percuma.
Jangan takut akan kekuranganmu.
Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun
Dapat menjadi sarana keindahan Tuhan.
Ketahuilah, di dalam kelemahan kita,
Kita menemukan kekuatan kita.
NB:
Setiap dari kita memiliki
Cacad dan kekurangan kita sendiri.
Kita semua adalah tempayan retak.
Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan
kekurangan kita
Untuk menghias-Nya.
Ketahuilah, di dalam kelemahan kita,
Kita menemukan kekuatan kita.
Monday, September 11, 2006
Pengecut? Atau...??
Aku dulu sering banget bilang ke teman2 ato beberapa adik kelas untuk selalu menghadapi segala macam bentuk permasalahan. Jangan pernah lari dari permasalahan. Hadapi.. pasti akan ada jalan untuk menyelesaikan semuanya. Selain itu aku pun percaya bahwa "history repeats it self". Jadi kalo kita gak punya pengalaman menghadapi suatu permasalahan, bagaimana kita akan menyelesaikan permasalahan yang akan datang. Mungkin tidak sama. Tapi masalah itu bisa dilogika sehingga dibuat agak2 mirip dengan permasalahan yang pernah kita selesaikan dulu... (hehehe... terkesan 'mekso' ya...).
Anyway, minggu lalu 'bos' di kantor bilang ke aku supaya pergi ke salah satu client kami untuk memberikan pelatihan kepada mereka tentang proyek yang barusan lewat. Nah, pertanyaannya sangat mudah. Materinya apa? siapa saja kira2 yang akan saya berikan pelatihan? Jawabannya pun mudah banget, 'sudah.. berikan saja yang bersifat global'. Nah lo. Maksudnya apa neh. 'Trus apa lagi yang perlu saya bawa?' Jawabannya pun agak ngawur juga,'ini tolong BAST (Berita Acara Serah Terima) dan Laporan nya tolong di berikan ke bapak R****'. Buset dah, laporan yang aku buat satu bulan lalu belum diserahkan sama sekali? Apa2an ini.
Singkat cerita sampe juga aku ke tempat client ini. Ketemu dengan pimpro-nya dan asistennya. Basa basi dikit, langsung ke masalah. Yang agak bingung ketika mereka bertanya,"Bosnya kemana? kok gak datang? Bukannya kemaren janji mo datang?" Eiiittss, wait a minute. The boss said that they wanted me to show up. What is going on?
Usut sana usut sini, sempat terlontar kata2 dari client kalo mereka curiga kalo boss ini agak sungkan datang ke client setelah ada masalah keuangan (biasalah... tagihan), boss yang satu ini gak pernah muncul ke mereka. Trus mereka juga banyak cerita tentang proyek yang barusan. Lho berarti selama ini aku dijadikan 'bemper' sama boss ini. Diancuk (mengutip umpatan Eka yang lagi indehoy di kanada sana di blog friendster)...!!! Mentang2 aku memegang semua bentuk network client. Trus aku dijadikan kartu truff. Buset dah (umpatan ini niru umpatan temen2 dari jakarta). Wah...wah... sempat juga aku marah... Kurang ajar banget. Mana laporan aku banyak yang disunat lagi. Dan menurut client, laporan ini kurang lengkap. Mau gak mau hari Jum'at Sabtu dan minggun lembur sendirian bikin perbaikan laporan yang sudah ada. Juaannnccukkk...(nah yang ini bener2 umpatan favorit, umpatan khas arek Suroboyo). Ternyata selama ini aku hanya bemper bagi perusahaan yang aku bela ini.
Ah, sudahlah... Yang penting aku bisa banyak nambah pengalaman gimana cara berhadapan dengan orang lain. Paling tidak membuat suatu 'win-win solution'.
Anyway, minggu lalu 'bos' di kantor bilang ke aku supaya pergi ke salah satu client kami untuk memberikan pelatihan kepada mereka tentang proyek yang barusan lewat. Nah, pertanyaannya sangat mudah. Materinya apa? siapa saja kira2 yang akan saya berikan pelatihan? Jawabannya pun mudah banget, 'sudah.. berikan saja yang bersifat global'. Nah lo. Maksudnya apa neh. 'Trus apa lagi yang perlu saya bawa?' Jawabannya pun agak ngawur juga,'ini tolong BAST (Berita Acara Serah Terima) dan Laporan nya tolong di berikan ke bapak R****'. Buset dah, laporan yang aku buat satu bulan lalu belum diserahkan sama sekali? Apa2an ini.
Singkat cerita sampe juga aku ke tempat client ini. Ketemu dengan pimpro-nya dan asistennya. Basa basi dikit, langsung ke masalah. Yang agak bingung ketika mereka bertanya,"Bosnya kemana? kok gak datang? Bukannya kemaren janji mo datang?" Eiiittss, wait a minute. The boss said that they wanted me to show up. What is going on?
Usut sana usut sini, sempat terlontar kata2 dari client kalo mereka curiga kalo boss ini agak sungkan datang ke client setelah ada masalah keuangan (biasalah... tagihan), boss yang satu ini gak pernah muncul ke mereka. Trus mereka juga banyak cerita tentang proyek yang barusan. Lho berarti selama ini aku dijadikan 'bemper' sama boss ini. Diancuk (mengutip umpatan Eka yang lagi indehoy di kanada sana di blog friendster)...!!! Mentang2 aku memegang semua bentuk network client. Trus aku dijadikan kartu truff. Buset dah (umpatan ini niru umpatan temen2 dari jakarta). Wah...wah... sempat juga aku marah... Kurang ajar banget. Mana laporan aku banyak yang disunat lagi. Dan menurut client, laporan ini kurang lengkap. Mau gak mau hari Jum'at Sabtu dan minggun lembur sendirian bikin perbaikan laporan yang sudah ada. Juaannnccukkk...(nah yang ini bener2 umpatan favorit, umpatan khas arek Suroboyo). Ternyata selama ini aku hanya bemper bagi perusahaan yang aku bela ini.
Ah, sudahlah... Yang penting aku bisa banyak nambah pengalaman gimana cara berhadapan dengan orang lain. Paling tidak membuat suatu 'win-win solution'.
Subscribe to:
Posts (Atom)